Waspadai Mesin Tak Stabil Saat Idle

Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang boros bukan hanya disebabkan oleh gaya berkendara yang tidak tepat, jalan macet, melainkan juga bisa dipengaruhi dari setingan mesin kendaraan kita. Terutama dari pengaturan campuran bahan bakar dan udara yang kurang pas. Bisa jadi, pengaturan perbandingan bahan bakar mesin tidak tepat sehingga membuat campuran menjadi “gemuk”. Disebut “gemuk” karena pasokan bahan bakar ke ruang bakar lebih besar dari yang dibutuhkan.

Itu sebabnya, pengaturan campuran udara dan bahan bakar mempengaruhi boros tidaknya konsumsi bbm. Nah, untuk mengetahui pas atau tidaknya pengaturan tersebut, caranya sangat mudah. Salah satunya dapat kita deteksi ketika mesin dalam posisi idle. Jika RPM mesin turun naik, ini pertanda pengaturan perbandingan bahan bakar dan udara yang kurang pas. Seharusnya, setelah kunci kontak diputar ke posisi START dan mesin hidup, RPM tetap stabil saat pedal gas kita diamkan.

Karena itu, waspadai mesin yang tidak stabil dalam posisi idle. Selain mengakibatkan konsumsi yang lebih boros, sangat mungkin mesin tiba-tiba mati saat mobil tengah kita pacu di tengah di jalan.

Cara mengetahui pengaturan campuran bahan bakar dan udara yang kurang pas dengan metode lebih sederhana adalah melalui uji emisi gas buang. Coba saja ikuti kegiatan uji emisi gratis yang sering AstraWorld adakan melalui program Save Our World. Bila pada kertas hasil test tertera kadar HC dan CO yang terlalu tinggi, berarti bahan bakar yang masuk ke ruang bakar terlalu besar daripada yang dibutuhkan akibat pengaturan yang tidak pas.

Solusinya sederhana. Tinggal mengatur kembali perbandingan campuran bahan bakar dan udara di kendaraan. Setiap melakukan servis rutin di bengkel pun biasanya mekanik melakukan pemeriksaan dan penyetelan rasio bahan bakar dan udara yang terbakar atau sering disebut setel CO.

Meskipun demikian, bukan tak mungkin bila penyetelan sudah pas tetapi pembakaran bbm tetap tidak sempurna. Untuk memastikannya, lakukanlah pemeriksaan throttle body. Kemungkinan besar komponen tempat mengalirnya udara ini kotor dan mengganggu kelancaran aliran udara ke ruang bakar.

Selain itu, periksa juga sistem pengapiannya. Barangkali ada busi yang sudah mati, coil sudah aus atau tahanan-tahanan pada kabel busi pengapian terlalu tinggi. (Source : AstraWorld )

Beri Perhatian Khusus agar Timing Belt Tidak Mudah Putus

Dampak yang kita alami akibat timing belt putus sangat tidak mengenakkan. Jika kondisi itu terjadi ketika mobil tengah kita kendarai di perjalanan, sudah pasti mobil mogok dan tak bisa kita gunakan untuk melanjutkan perjalanan. Bukan apa-apa. Bisa dibilang bahwa komponen inilah yang berperan besar menentukan kerja mesin dengan memutar camshaft yang mengatur kapan saatnya katup membuka dan menutup selaras dengan naik turunnya piston.

Bukan tak mungkin putusnya timing belt membuat mesin harus di-overhaul akibat kerusakan-kerusakan pada katup (bengkok atau patah) akibat tertabrak piston.
Timing belt putus memang bisa bikin ruwet. Padahal, perawatannya sederhana. Sebagian besar kerusakan timing belt dipengaruhi oleh faktor usia. Sisanya, disebabkan terjadinya kesalahan saat pemasangan. Pemasangan yang terlalu keras atau kendor, mempengaruhi daya tahan timing belt saat menjalankan tugasnya.

Sebelum ancaman-ancaman buruk akibat putusnya timing belt itu menimpa kita, berilah perhatian khusus:

Pertama, percayakan penggantian rutin timing belt pada bengkel resmi. Untuk mobil-mobil dengan bahan bakar bensin, penggantian bisa dilakukan setiap 40.000 sampai 60.000 km. Sementara untuk diesel, biasanya bisa dilakukan setiap 100.000 km. Bila mobil sering mengalami kemacetan dan membawa beban berat, sebaiknya waktu penggantian dilakukan lebih cepat dari angka-angka km yang disebutkan di atas.

Kelebihan lain bila melakukan penggantian timing belt di bengkel resmi adalah karena
pemasangan timing belt tidak boleh sembarangan. Pemasangan timing belt harus sesuai standar. Nah, mekanik bengkel resmi lebih bisa kita percaya dalam memastikan ketepatan pemasangan komponen ini pada masing-masing mesin mobil.

Kedua, perhatian khusus terhadap timing belt juga dapat kita lakukan dengan memeriksa ada tidaknya kebocoran oli mesin pada seal oli yang terdapat di crankshaft atau camshatf. Sebab, bila oli bocor dan mengenai timing belt, komponen ini akan cepat getas sehingga mudah putus. (Source : AstraWorld)

Lima Bunyi Abnormal yang Harus Kita Waspadai

Salah satu kesalahan kecil para pengendara yang dapat berakibat buruk adalah sikap terlalu acuh terhadap bunyi-bunyi abnormal. Karena merasa mobil masih bisa dikendarai, mereka tidak melakukan pemeriksaan apapun walau selalu mendengar bunyi-bunyi yang tidak biasa ketika tengah mengendarai mobil. Padahal, bunyi-bunyi itu bisa menjadi sinyal bahwa ada ancaman kerusakan yang lebih serius.

Mestinya, segera lakukan pemeriksaan bila terdengar suara-suara yang tidak biasa. Minimal tanyakan pada mekanik bila Anda mendengar suara mendengung, mencicit atau seperti suara benturan dua logam.

Nah, apa sajakah ke-5 bunyi tersebut? Berikut ini kami tampilkan daftarnya:

1. Suara dengung di mesin
Periksa van belt, mungkin terlalu kencang. Efek bila didiamkan saja komponen ini bisa putus yang memicu tidak bekerjanya water pump dan alternator (dinamo ampere) yang dapat mengakibatkan mesin overheating maupun batere (aki) tidak mendapat pengisian arus yang nantinya akan membuat kendaraan menjadi mogok. Kondisi van belt yang abnormal (terlalu kendor) juga bisa menimbulkan bunyi lain, yaitu bunyi mencicit. Efek buruknya sama dengan van belt terlalu kencang.

2. Suara dengung di roda
Biasanya terjadi saat mobil diajak lari dengan kecepatan tinggi (di atas 40 km/jam). Periksa bagian kaki-kaki, terutama bearing roda dan roda-rodanya. Bila suara terdengar dari depan, berarti pemeriksaan harus dilakukan di roda-roda depan. Mungkin saja bearing roda sudah aus, atau permukaan roda-roda sudah tidak rata. Memang tidak terlalu berdampak ke bagian lain, tetapi suara ini cukup mengganggu kenyamanan.

3. Suara berisik seperti logam bertubrukan di bagian depan
Terutama ketika melewati permukaan jalan yang rusak (berlubang). Periksa bagian kaki-kaki, terutama tierod dan end rod. Kemungkinan komponen ini sudah aus (tidak presisi lagi) sehingga menimbulkan bunyi saat beroperasi.

4. Suara kasar di mesin saat AC dihidupkan
Periksa kompresor AC, kemungkinan ada bearing kompresor AC yang rusak atau oli kompresor bermasalah (ada kebocoran). Jika dibiarkan akan membuat kerusakan pada kompresor itu sendiri.

5. Suara kasar seperti dua logam berbenturan
Terutama ketika gas kita hentak. Kasus ini biasanya terjadi pada kendaraan dengan sistem penggerak roda belakang. Periksa propeller shaft (kopel), kemungkinan cross joint-nya sudah aus bahkan pecah. Selain bersuara kasar, body mobil juga bisa bergetar terlalu keras bila propeller shaft tidak balance.

Selamat memeriksa. Semoga mobil Anda tetap dalam kondisi prima dan nyaman dikendarai. (Source : AstraWorld)

Mengontrol Kecepatan Bukan Sekadar Injak Pedal Rem

Pedal rem termasuk perangkat penting yang pasti kita gunakan tiap kali berkendara. Meskipun sangat akrab dan kita perlukan untuk mengontrol kecepatan kendaraan, ternyata penggunaannya tidak cukup sekadar asal injak pedal rem. Ada teknik-teknik pengereman yang sebaiknya kita kuasai.

Di samping sebagai pengemudi kita harus mengatur jarak aman agar terhindar dari tabrakan atau benturan di jalan, ada tiga poin yang harus kita perhatikan saat melakukan pengereman.

1. Injaklah pedal rem secara halus, bukan mendadak dan sekali tekan. Penginjakan yang mendadak memungkinkan rem mengunci ban. Ini sangat berbahaya karena akan menyulitkan pengemudi dalam mengontrol arah mobil. Bagi pengendara yang mobilnya sudah dilengkapi dengan ABS (anti-lock braking system), ban terkunci akibat pengereman tidak akan terjadi bila kondisi ABS dalam keadaan normal. Meskipun telah dilengkapi ABS, sebaiknya menginjak pedal rem memang tidak secara mendadak. Kecuali, objek di sekitar kita memang muncul secara tiba-tiba sehingga kita harus secara drastis segera mengurangi laju mobil.

2. Jangan menekan pedal kopling secara penuh saat menginjak pedal rem. Mirip dengan poin satu, jika pedal kopling diinjak secara penuh, kita juga akan kesulitan mengendalikan laju kendaraan dan efek engine braking menjadi tidak ada.

3. Bantu pengereman dengan menggunakan engine brake. Caranya, selain menginjak pedal rem, setelah kecepatan kendaraan turun lakukan juga penurunan perseneling ke gigi yang lebih rendah. Engine brake membantu kita lebih menghemat kanvas rem.

Seperti disebutkan pada poin ketiga, selain terkait dengan masalah keselamatan, teknik mengerem ini juga perlu kita lakukan dalam rangka lebih memperpanjang usia komponen pada sistem pengereman, terutama kanvas rem. Dan yang tidak kalah penting, usahakan tetap mengontrol diri saat melakukan pengereman. Karena, pengereman akan sangat optimal bila Anda tidak panik. (Source: AstraWorld)

Memanfaatkan Engine Braking saat Berkendara dengan Mobil Matik

Pada dasarnya engine braking tetap dapat digunakan pada mobil automatic (matic). Pemanfaatan engine braking yang dapat membantu menghemat kanvas rem bisa diperoleh dengan melakukan pemindahan tuas transmisi ke posisi transmisi yang lebih rendah (downshift). Setelah menginjak pedal rem dan kecepatan mobil berkurang, geserlah tuas transmisi dari posisi D (DRIVE) ke:

1. Ke posisi “3”, atau OFF-kan fungsi OVERDRIVE / OD pada transmisi yang masih menggunakan OVERDRIVE manual (dengan cara menekan tombol O/D yang terdapat pada tuas transmisi). Transmisi akan turun ke posisi roda gigi ketiga dan tidak akan bisa pindah ke roda gigi ke empat.

2. Pindah lagi ke posisi “2”. Transmisi akan turun ke roda gigi kedua saat kecepatan kendaraan turun dengan cepat ke kecepatan di bawah 90 ~ 80 km/j. Penggeseran ini membuat efek engine braking lebih kuat.

3. Pindah ke posisi “L”. Transmisi akan turun ke roda gigi pertama saat kecepatan kendaraan turun dengan cepat ke kecepatan di bawah 40 ~ 30 km/j. Di posisi ini engine braking didapat secara maksimum.
Lakukan ketiga hal diatas secara berurutan dari yang paling tinggi ke roda gigi yang paling rendah.
Prinsipnya mirip dengan transmisi manual, engine braking diperoleh dengan melakukan perpindahan ke transmisi yang lebih rendah. Angka kecepatan yang kami sebutkan di atas harus disesuaikan pada masing-masing kendaraan (keterangannya ada di buku pedoman pemilik).
Memang, dengan perpindahan ini maka laju mobil agak terasa tersentak. Ini tanda engine braking bekerja. Sentakan tersebut dapat semakin kita kurangi dengan memperhatikan kecepatan mobil saat melakukan perpindahan posisi tuas transmisi.
Untuk kondisi jalan pada di medan yang menanjak atau menurun, engine braking bisa kita dapatkan tanpa harus memindah posisi tuas transmisi seperti diatas. Caranya adalah dengan menjalankan kendaraan dengan posisi tuas transmisi pada posisi "2". Posisi ini membuat transmisi tidak bisa berpindah dari posisi "2" ke gigi yang lebih tinggi dan efek engine braking pada saat kita mengurangi tekanan pedal gas akan lebih besar.
Atau bisa juga menggunakan posisi "L" saat posisi kendaraan berhadapan dengan jalan yang menanjak atau menurun curam (misalnya, di basement gedung). Pada posisi ini, gigi percepatan hanya dapat bergerak pada posisi roda gigi 1 saja.

Tetapi, posisi "2" atau "L" sebaiknya tidak digunakan dalam waktu yang lama. Kalau sudah berada di jalan datar, segera pindahkan transmisi ke posisi “D”. Hal ini untuk mencegah fluida transmisi dari mengalami overheating maupun kerusakan pada transmisi. (Source : AstraWorld)

Pedal Rem Keras, Cek Booster Rem Deteksi Kerusakan

Sebagai pengendara, kita sepakat bahwa performa dan kondisi rem sangat penting bagi keselamatan di jalan. Selain penting, penggunaan pedal rem juga harus nyaman. Misalnya, pedal rem tidak keras saat kita injak. Dengan sedikit tekanan saja cukup membuat pedal rem terdorong dan laju kendaraan terkontrol. Secara teknis, ringannya pedal rem dapat terjadi karena adanya booster rem.

Maka, periksalah booster rem jika pedal rem terasa keras saat diinjak. Mungkin saja komponen yang terletak di ruang mesin (dekat master rem) ini mengalami kerusakan dan perlu perbaikan di bengkel. Nah, ada langkah-langkah awal mendeteksi rusak tidaknya booster rem.

1. Putar kunci kontak pada posisi OFF (mesin mati).
2. Kocok (tekan-lepas) pedal rem secara berulang untuk mendapatkan posisi pedal rem tertinggi (kaki tetap menekan pedal rem).
3. Hidupkan mesin.
4. Pada saat mesin sudah hidup, pedal rem akan turun dengan sendirinya (posisi kaki tetap menekan pedal rem).
5. Kemudian matikan mesin.
6. Pada saat mesin mati, maka pedal rem harus tetap posisi pada terbawah, dan pedal akan naik apabila Anda melakukan pengocokan kembali.

Bila hasil pengujian ternyata tidak sesuai dengan langkah-langkah di atas, ada kemungkinan booster rem memang bermasalah. Bila terbukti bahwa booster rem bermasalah, untuk mengatasinya Anda harus membawa mobil Anda ke bengkel. Sebab, minimal booster rem harus dioverhoul bahkan mungkin juga diganti. Untuk dua hal ini, tentu saja sebaiknya jangan Anda lakukan sendiri.

Lalu, bagaimana bila hasil pendeteksian Anda tidak menunjukkan kerusakan di booster rem? Mungkin saja pedal rem keras dipicu oleh ketidakberesan di komponen lain. Mungkin juga karena masalah pada pemasangan one way valve, atau pada kevacuman. (Source : AstraWorld)

10 Pedoman dalam Menerapkan Defensive Driving

Banyak faktor penentu keselamatan berkendara. Di tengah lalulintas yang seringkali semrawut, plus disiplin pengendara lain yang masih minim, mengambil sikap “bertahan” menjadi pilihan yang jauh lebih aman. Karena itulah kita musti menerapkan defensive driving. Sedikit berbeda dengan safety driving yang lebih mengarah ke kemampuan atau skill berkendara, defensive driving justru lebih mengarah ke pola sikap, mental serta perilaku kita.

Bagaimanakah menerapkan defensive driving? Berikut ini 10 pedoman yang harus kita camkan karena seringkali menimpa pengendara yang tidak menerapkannya.

1. Jangan pernah lengah. Berkendara memang harus rileks, tetapi harus selalu waspada. Monitor terus kendaraan dan objek-objek di sekitar Anda. Tidak hanya yang jauh di depan, pantau juga yang di belakang, kiri dan kanan melalui kaca-kaca spion.

2. Patuhi marka jalan dan traffic light. Sesuaikan laju mobil Anda dengan informasi yang terpampang di tepi jalan. Dan hati-hati saat melintasi persimpangan. Bila lampu merah menyala, tak usah menerobos. Berhentilah di belakang garis putih.

3. Jangan terpancing pengendara ugal-ugalan. Jika bertemu dengan pengendara ugal-ugalan, lebih baik mengalah. Biarkan mereka lewat lebih dulu, karena yang paling mengerikan adalah kita tidak tahu bagaimana kondisi si pengendara. Jangan-jangan, dia sedang emosi, atau bahkan sedang mabuk.

4. Jangan emosi. Seandainya pun ada yang nyalip, atau seseorang tiba-tiba membunyikan klakson berkali-kali, tetaplah tenang. Ada berjuta-juta alasan yang bisa Anda cari untuk tidak marah dan menghindari bahaya yang mengintai keselamatan Anda sendiri.

5. Jangan percaya pada pengendara lain. Meskipun pada dasarnya semua pengendara ingin selamat, sebaiknya jangan percaya bahwa mereka juga akan menjamin keselamatan kita. Tetaplah bersikap hati-hati.

6. Gunakan safety belt. Tak usah khawatir kemeja atau celana menjadi kusut akibat tertekan safety belt. Yang harus kita pikirkan, perangkat yang mungkin mengurangi kerapihan pakaian kita ini akan membuat kita selamat dan tetap hidup saat terjadi kecelakaan. Bagi pengendara sepeda motor, gunakan helm dengan benar.

7. Gunakan lampu sign untuk komunikasi pada sesama pengendara. Pastikan cahayanya terang. Jika akan berbelok, sama sekali tidak sulit untuk menyalakan lampu sign agar pengendara lain tahu Anda akan berbelok.

8. Singkirkan benda-benda yang berpotensi mengganggu konsentrasi berkendara. Kewaspadaan juga harus kita bangun dengan menciptaan lingkungan yang membantu konsentrasi berkendara. Bahkan, bila ada telpon masuk handphone saat Anda tengah mengemudi, tidak perlu diangkat dulu karena bisa mengganggu konsentrasi.

9. Jangan minum minuman memabukkan. Karena kesadaran sangat penting, hindari minum-minuman memabukkan. Bahkan, jika minum obat yang menimbulkan kantuk, sebaiknya kita tidak berkendara.

10. Lebih baik menunggu kereta lewat. Ini biasa terjadi di persimpangan lintasan kereta. Banyak pengendara menduga-duga kereta masih jauh ketika sinyal tanda kereta akan lewat sudah berbunyi. Menunggu beberapa menit jauh lebih baik. (Source : AstraWord)

Yuk, Kita Maksimalkan Fungsi Mobil

Sangat disayangkan bila mobil hanya kita pandang sebagai alat transportasi. Sesungguhnya, lebih dari sekadar sarana yang dapat membantu kita berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cepat, aman dan nyaman. Mobil juga dapat kita gunakan untuk kepentingan-kepentingan bermanfaat lainnya. Berikut ini daftarnya:

1. Mengusir kebosanan. Anda mungkin pernah mengalami rasa bosan, jenuh, dan bingung ingin melakukan apa ketika sedang libur atau berada di rumah. Jika mengalami keadaan seperti ini, mobil bisa menjadi obat yang ampuh. Ambil saja kunci mobil dan gunakanlah untuk berkeliling-keliling. Atau, bila sedang tak ingin keluar rumah, Anda juga dapat mengusir bosan dengan bersih-bersih dan merapikan mobil.

2. Menambah teman. Sekarang ini sudah banyak sekali komunitas para penggemar maupun pemakai mobil. Bergabunglah, karena di komunitas-komunitas otomotif seperti ini kita dapat bersosialisasi, menjalin persahabatan dengan sesama pengguna mobil. Bahkan, tidak jarang komunitas otomotif ini melakukan kegiatan-kegiatan positif, seperti bakti sosial, memberikan sumbangan ke pihak-pihak yang membutuhkan, dan bermacam kegiatan positif lainnya. Dari komunitas ini juga kita dapat menambah ilmu terutama tentang perawatan kendaraan yang baik.

3. Menumbuhkan kreatifitas dan menyalurkan hobi. Mobil juga bisa menjadi sarana bagi kita untuk menyalurkan bakat seni dan olahraga kita. Apalagi sekarang ini sudah banyak event lomba seputar dunia otomotif, seperti modifikasi, sport dll. Ikuti saja, barangkali Anda akan menjadi salah satu orang yang terkenal karena bakat seni dan olahraga.

4. Membangun keharmonisan keluarga. Bagi Anda yang sudah berkeluarga, mobil bisa menjadi sarana yang sangat bagus untuk membangun keluarga harmonis. Siapkanlah waktu-waktu tertentu untuk pergi bersama-sama keluarga dengan mobil kesayangan. Suasana kebersamaan saat dalam perjalanan bisa melancarkan komunikasi sesama anggota keluarga.

5. Sebagai aset. Meskipun nilainya cenderung turun, mobil dapat juga kita gunakan sebagai “uang simpanan” yang bisa kita cairkan pada saat ada kebutuhan mendesak. Ada efek lain yang akan timbul bila kita memandang mobil sebagai aset, yaitu: kita akan terpacu untuk merawat mobil sebaik mungkin agar harganya tidak terlalu jatuh saat dijual kembali. (source : AstraWorld)

Membersihkan dan Mencegah Jamur di Kaca Mobil

Datangnya musim hujan tidak hanya harus kita antisipasi dengan perawatan atau pengecekan pada bagian kaki-kaki dan mesin untuk menghadapi jalan yang rusak maupun jalan yang tergenang air. Ada “musuh” lain yang biasa muncul di saat-saat cuaca dingin dan lembab, yaitu: jamur di kaca-kaca mobil. Selain mobil menjadi kelihatan kurang bersih, kemunculan jamur yang tampak dengan adanya bintik-bintik atau lingkaran abu-abu di kaca lumayan mengganggu pemandangan dari dalam kabin ke luar.

Cara mengatasinya mudah. Bila mendapati jamur di kaca mobil seperti ciri-ciri di atas dan tetap tidak bisa hilang meskipun sudah dibasuh dengan air dan digosok berkali-kali, ikuti saja langkah ini.
- Siapkan cairan pembersih jamur yang banyak dijual di toko aksesori kendaraan atau supermarket besar di kota Anda.
- Cuci kaca mobil dengan air bersih, lalu keringkan dengan menggunakan lap atau kanebo.
- Lumuri kaca secara rata dengan cairan pembersih jamur.
- Gosok dengan kain kering bersih dan halus dengan arah memutar.
- Lap lagi dengan kanebo basah sampai cairan penghilang jamur tidak tersisa di kaca, lalu keringkan kaca dengan kanebo.

lakukanlah sampai 2 atau 3 kali untuk jamur yang membandel.
Agar hasil lebih baik, jangan lumuri kaca secara keseluruhan. Lumurilah beberapa bagian dulu saja yang akan kita gosok. Hal ini untuk mencegah timbulnya efek buram (atau seperti pelangi ketika diterpa sinar) akibat pembersih jamur yang sudah mengering di kaca sebelum kita sempat menggosoknya.

Dengan memperhatikan 6 poin di atas, jamur sudah dapat kita hilangkan. Namun, bagi pemilik mobil-mobil buatan Eropa, ada sedikit perhatian khusus saat memilih cairan pembersih jamur. Cari cairan yang memang dikhususkan untuk mobil-mobil Eropa. Sebab, beberapa mobil buatan Eropa lebih sensitif sehingga kadangkala kaca menjadi kusam atau malah tergores setelah dipoles. Untuk menghindari hal ini sebaiknya tanyakan kepada penjual mengenai merek mana yang bisa diaplikasikan untuk kaca mobil Eropa. Agar lebih aman lagi, sebaiknya coba dahulu pada kaca yang ukurannya kecil, setelah dipoles lalu tunggu beberapa menit untuk melihat hasilnya.

Jika langkah-langkah tadi tetap tak membuahkan hasil, artinya jamur yang melekat pada kaca-kaca mobil Anda tergolong sangat bandel. Jenis ini tidak bisa kita selesaikan hanya dengan cairan pembersih jamur. Anda perlu membawa ke salon mobil. Mereka memiliki alat dan cairan khusus untuk menggosok pada kaca yang terkena jamur.

Jangan lupa, setelah kaca-kaca mobil bersih dari jamur, rawatlah agar jamur-jamur itu tidak muncul lagi. Cara mencegahnya pun sederhana. Pertama, segera bersihkan mobil setelah berkendara di bawah guyuran hujan agar debu atau kotoran tidak menempel lama di kaca-kaca mobil. Kedua, untuk kaca-kaca depan dan belakang, selalu jaga kondisi air washer agar dapat kita gunakan untuk membersihkan kaca-kaca. Hindari memakai car cover jika cuaca lembab. Jika tetap ingin menggunakan, pastikan kaca dan car cover dalam keadaan kering sebelum kendaraan ditutupi. (Source: AstraWorld)

Lampu Hazard Bukan Tanda Berkendara Saat Hujan Lebat

Tidak sedikit pengendara yang masih menghidupkan lampu hazard saat berkendara di bawah guyuran hujan lebat. Dengan menyalakan lampu kuning yang berkedip tersebut mereka bermaksud memberi sinyal / tanda kepada para pengendara lain agar dapat melihat atau mengetahui keberadaan mereka di jalan raya.

Maksud memberi sinyal kepada pengendara lain memang baik-baik saja. Tapi masalah akan sangat terasa ketika kendaraan melintas di persimpangan. Bisa dibayangkan betapa bingungnya pengendara lain saat di persimpangan bertemu dengan kendaraan yang keempat sign di sisi kiri kanan dan depan belakang berkedip berbarengan.

Jika berkendara di bawah guyuran hujan, bukan lampu hazard yang seharusnya dinyalakan. Cukup nyalakan lampu kecil saja agar pengendara lain dapat mengetahui dan melihat keberadaan mobil kita. Atau, jika hujan memang sangat deras bisa menyalakan lampu besar atau lampu kabut.

Dilihat dari fungsinya, lampu hazard memang untuk tujuan yang lain. Lampu hazard kita nyalakan sebagai isyarat bahwa kendaraan kita dalam kondisi darurat. Tetapi bukan saat mobil melaju. Kita bisa menyalakan lampu hazard ketika mobil dalam kondisi darurat di pinggir jalan. Misalnya, saat mengalami mogok atau tengah mengganti ban, dsb.

Jadi, sudah saatnya menghilangkan kebiasaan menyalakan lampu hazard saat berkendara di hujan lebat. (Source : AstraWorld)

Atasi AC Mati dengan Cairan Shampoo

Ini memang bukan tips tentang mengatasi kabin mobil yang panas ketika AC (air conditioned) tidak berfungsi dengan baik. Lebih penting lagi, isinya sangat berkaitan erat dengan situasi AC mati dan kenyamanan serta keamanan berkendara, terutama ketika kita tengah berkendara di saat turun hujan. Sebab, jika AC mobil mati ketika kita tengah berkendara di bawah guyuran hujan, biasanya kita akan terganggu oleh kemunculan embun di kaca-kaca. Sudah pasti, situasi ini sangat berbahaya karena pandangan kita menjadi tidak maksimal.

Di sinilah arti penting cairan shampoo. Kemunculan embun pada kaca-kaca mobil dapat kita cegah cukup dengan shampo rambut. Caranya mudah. Siapkan lap atau kain yang bersih. Kemudian tuangkan sedikit shampoo jenis apa saja ke kain atau lap tersebut, lalu olesi secara merata dan tipis saja ke kaca depan serta area-area yang kita gunakan untuk memantau kondisi jalan. Embun tak akan muncul karena cairan shampoo mengandung unsur kimia yang dapat menghalau uap air.

Jangan lupa untuk segera membersihkan kaca-kaca kembali. Jika tidak, kaca yang telah kita beri shampo ini mengundang debu untuk menempel dan menumpuk. Lama kelamaan akan membuat kaca-kaca mobil kusam, bahkan berjamur.

Sebenarnya, embun-embun yang muncul di kaca pada saat turun hujan karena terjadi perbedaan temperatur antara di dalam kabin mobil dan di luar. Karena AC mati sementara hujan tengah mengguyur, berarti temperatur di dalam kabin lebih panas ketimbang di luar. Itu sebabnya, maka muncul embun di sisi dalam kaca-kaca.

Ada juga kasus munculnya embun pada sisi luar kaca. Hal ini terjadi jika temperatur di luar justru lebih tinggi dari pada di dalam. Berbeda dengan kasus di atas, kemunculan embun-embun seperti ini justru terjadi pada saat AC berfungsi normal. Biasanya, temperatur AC terlalu rendah sehingga suhu kabin jauh lebih dingin dibandingkan temperatur di luar. Solusinya, cukup dengan menaikkan temperatur AC.Ini memang bukan tips tentang mengatasi kabin mobil yang panas ketika AC (air conditioned) tidak berfungsi dengan baik. Lebih penting lagi, isinya sangat berkaitan erat dengan situasi AC mati dan kenyamanan serta keamanan berkendara, terutama ketika kita tengah berkendara di saat turun hujan. Sebab, jika AC mobil mati ketika kita tengah berkendara di bawah guyuran hujan, biasanya kita akan terganggu oleh kemunculan embun di kaca-kaca. Sudah pasti, situasi ini sangat berbahaya karena pandangan kita menjadi tidak maksimal. (Source:AstraWorld)

Melibas Genangan, Jangan Paksa Stater untuk Hindari Water Hammer

Ketika mesin tidak langsung menyala meski kunci kontak sudah diputar ke posisi “START”, pengendara biasanya mencoba melakukannya terus berulang-ulang hingga mesin benar-benar menyala. Tidak terlalu mengkhawatirkan memang. Biasanya, hal seperti ini terjadi karena baterai atau aki tidak menyimpan setrum atau arus listrik.

Tetapi, jika kasus mesin tidak mau menyala terjadi setelah mobil melibas genangan, jangan coba-coba untuk terus memaksa men-stater. Bukan tak mungkin mesin sulit hidup karena ada air yang masuk ke mesin. Bila terus dipaksakan, akan terjadi water hammer, yaitu pukulan keras pada ruang bakar yang mengakibatkan kerusakan pada mesin. Misalnya, batang piston bengkok, bahkan piston bisa mengalami pecah. Yang paling parah, mungkin saja mobil harus di-overhoul (turun mesin).

Karena itu, jika mobil mati setelah melibas genangan jangan paksa men-stater. Kami sarankan untuk melakukan langkah-langkah sederhana namun aman seperti berikut ini:
Periksa saringan udara dari kemungkinan basah atau terendam air. Jika terbukti basah, copot saja untuk sementara.
Buka stick oli dan lihat apakah warnanya berubah kecoklat-coklatan. Jika ya, berarti oli mesin sudah kemasukkan air, sebaiknya jangan hidupkan mobil sama sekali dan bawa saja ke bengkel. Silakan hubungi CALL AstraWorld di 89 898 (ponsel) atau 500 898 (fixed line) untuk mendapatkan bantuan darurat. Jika warnanya masih ok, lanjutkan dengan pemeriksaan berikut.
Buka semua busi untuk memastikan apakah di dalam silinder terdapat air atau tidak. Untuk mengeringkannya, Anda dapat men-stater berulang-ulang sampai tidak ada lagi air yang keluar lubang tempat busi.
Keringkan sistem pengapian dengan lap atau tisu. Misalnya, kabel busi, busi, maupun tutup distributor (bagi yg masih memakai distributor seperti Toyota Starlet, Kijang di bawah tahun 2003, atau Daihatsu Taruna, dll).
Setelah langkah-langkah itu, pasang kembali busi beserta komponen-komponen yang tadi Anda bersihkan. Lalu coba hidupkan mesin dengan men-stater.
Seharusnya mesin dapat hidup seperti semula dan terhindar dari ancaman rusak. Sebab, kerusakan mesin seperti kasus di atas sebenarnya terjadi karena water hammer yang dipicu oleh tersedotnya air melalui saringan udara yang kemudian masuk dan mengalir hingga ke silinder mesin.

Silinder mesin adalah tempat terjadinya kompresi bahan bakar dan udara saat mesin di-stater. Masalah akan timbul ketika yang masuk melalui saringan udara adalah air. Sebab, air tidak menghasilkan pembakaran ketika kompresi berlangsung. Bukan hanya tidak menghasilkan pembakaran, secara teknik perbedaan kompresi pada air jauh lebih tinggi dibandingkan bahan bakar. Tekanan itulah yang mengakibatkan batang piston bengkok, bahkan piston pecah. Makanya, jangan paksakan men-stater jika mesin mati setelah melibas genangan. (Source :AstraWorld)

Atasi Kemudi Bergetar dengan Periksa Sistem Pengereman

Steer atau kemudi yang nyaman semestinya memang tidak bergetar ketika kita kendarai. Karena itu, segera periksa jika ternyata steer justru terasa tak nyaman, misalnya bergetar ketika pedal rem kita injak. Kasus seperti ini beberapa kali ditanyakan para anggota AstraWorld. Bahkan ada yang mengeluhkan getaran ini meskipun telah melakukan balancing dan spooring.

Balancing dan spooring memang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara karena mampu meredam getaran yang dihasilkan akibat putaran roda. Tapi, pada kasus steer yang tetap terasa bergetar terutama saat nge-rem, kemungkinan besar faktor pemicunya ada pada sistem rem. Bukan tidak berfungsinya balancing. Masalah sistem rem diantaranya, piringan (disc) rem yang tidak rata. Yang paling sering adalah piringan rem ban depan (kanan-kiri).

Bila piringan rem tidak rata atau bergelombang, ketika dilakukan pengereman maka akan bergetar. Getaran itulah yang diteruskan ke kemudi dan terasa di tangan kita. Karena itu, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke bengkel-bengkel jaringan Astra International untuk memastikan dan mengecek kondisi piringan. Efeknya akan terasa lebih baik bila piringan rem yang sudah aus diganti dengan yang baru.

Selain kondisi piringan rem, bearing (laher) roda depan yang mengalami keausan juga bisa menyebabkan getaran di steer. Tetapi, getaran ini tidak hanya muncul pada saat di rem saja. Getaran terasa pada saat kecepatan tinggi dan permukaan jalan yang tidak rata. Untuk mengatasi masalah seperti ini, solusinya adalah dengan mengganti komponen tersebut.

Kami sarankan, tetap lakukan balancing dan spooring setiap 10.000 km. Untuk sistem rem sendiri, lakukan pemeriksaan setiap 10.000 km juga. Dan apabila terjadi penggantian kanvas rem, gunakanlah kanvas rem yang orisinil. Sementara laher, lakukan penggantian grease (gemuk) setiap 20.000 km. (Source : AstraWorld)

Aman Berkeliling-Keliling dengan Defensive Driving

Menjelang akhir-akhir Desember ini rasanya akan banyak pengendara yang memanfaatkan waktu untuk berlibur. Kebetulan, kalender nasional memang penuh dengan tanggal merah. Setelah Natal yang jatuh pada tanggal 25, ada pergantian tahun baru hijriah yang bertepatan dengan 29 Desember serta tahun baru masehi di akhir bulan. Jalan-jalan dan berkeliling ke lokasi menarik bersama keluarga dan kendaraan kesayangan tentu menjadi pilihan menyenangkan.

Seperti biasa, jika hendak berkendara selalu persiapkan segala keperluan perjalanan dengan matang. Dan jangan lupa untuk menerapkan prinsip-prinsip defensive driving ketika meluncur di jalan. Bukan apa-apa, kadangkala kecelakaan lalu lintas bukan semata-mata terjadi karena kelalaian kita. Sangat mungkin tabrakan atau sekadar senggolan mobil terjadi karena kesalahan pengendara lain.

Berbeda dengan safety driving yang pengertiannya lebih mengarah ke kemampuan atau skill pengendara, defensive driving lebih dari itu. Pengertiannya lebih mengarah ke pola sikap, mental serta perilaku pengendara. Dari sekian banyak hal yang perlu kita perhatikan, ada empat point yang sangat penting terkait dengan defensive driving. Berikut ini keempat point tersebut:
- Waspada
- Sadar (aware)
- Sikap dan mental
- Antisipasi
Kewaspadaan menjadi faktor utama yang menjamin pengendara selalu siaga dan waspada terhadap pengguna jalan lain. Bila waspada selalu, artinya dia akan bertindak benar dalam menghadapi pengendara lain yang mungkin saja ugal-ugalan. Seandainya bertemu dengan jenis pengendara seperti ini, lebih baik membiarkan mereka lewat dahulu.
Yang tidak kalah penting adalah kesadaran. Artinya, sebagai pengemudi kita harus memiliki pengetahuan mengenai berkendara yang baik, benar dan aman. Pengetahuan dan pemahaman yang tepat dalam hal berkendara dengan benar, praktis akan meminimalisir kecelakaan lalu lintas.

Sementara, poin sikap dan mental lebih menegaskan pentingnya cara pandang bahwa sebagai pengendara kita tidak boleh egois dan mau menang sendiri. Yang harus kita utamakan adalah kepentingan umum. Pengemudi yang memiliki sikap dan mental baik, bersedia saling bergantian bila mendapati antrian di jalanan.

Dan yang terakhir adalah antisipasi. Ini juga sangat penting karena sebagai pengendara kita harus belajar membuat skenario berkendara yang baik sebagai evaluasi setiap kali berkendara. Antisipasi yang tepat juga sangat mempengaruhi keselamatan berkendara.

Paling tidak, bila kita konsisten menjalankan keempat point itu, akan bermanfaat bagi jaminan keselamatan pribadi. Itulah sebabnya, defensive driving terus disosialisaikan. Harapannya, jika semakin banyak pengemudi yang menerapkan konsep ini, pengaruhnya nanti tentu berimbas ke ketertiban berlalu lintas. (Source AstraWorld)